Sejarah Pakaian
Pakaian Mesir Kuno
Mulanya, manusia memanfaatkan kulit pepohonan atau kulit hewan sebagai bahan pakaian. Para prajurit yang mengenakan baju baja atau logam kita kenal juga dari buku-buku sejarah. Setelah mengenal tradisi menenun, manusia mulai memanfaatkan benang yang dipintal dari kapas, bulu domba, atau sutera untuk dijadikan kain sebagai bahan dasar pakaian. Kini, beragam bahan pakaian digunakan manusia untuk untuk melindungi atau menutup tubuhnya.
Sebuah studi di Universitas Florida, Amerika Serikat, memperkirakan bahwa manusia berpakaian sejak 170.000 tahun lalu. Manusia modern mulai berpakaian sekitar 70.000 tahun sebelum bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi dan beriklim lebih dingin. Migrasi itu sendiri terjadi kira-kira 100.000 tahun lalu.
Studi tersebut juga menduga bahwa manusia mulai mengenakan pakaian setelah kehilangan rambut pada tubuhnya. Peristiwa tersebut terjadi sekitar satu juta tahun lalu. Artinya, manusia pernah menjalani masa yang panjang tanpa rambut tubuh dan tanpa pakaian.
Pakaian Yunani Kuno
Setiap bangsa mengenal tradisi berpakaian pada masa yang berbeda sesuai dengan perkembangan kebudayaan masing-masing. Jauh sebelum memasuki abad masehi, bangsa Mesir, Persia, Yunani, dan Romawi sudah mengenal tradisi berpakaian. Sekitar 2000 Sebelum Masehi (SM), pakaian mulai dibuat dengan cara ditenun. Saat itu, bangsa Mesir sudah menenun kain linen. Pada era Persia Kuno, wanita sudah menggunakan celana panjang. Setelah berhubungan dengan bangsa Mesir dan Yunani, sekitar 200 SM, bangsa Romawi mulai mengenakan tunik linen (seperti kaus) di bawah jubah wol.
Pakaian Romawi Kuno
Manusia di Nusantara sendiri mengenal tradisi berpakaian sejak Zaman Batu Muda (Neolitikum). Saat itu, mereka telah dapat membuat pakaian dari kulit kayu yang sederhana yang telah diperhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Buktinya, di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lain ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah berpakaian.
Mulanya, manusia memanfaatkan kulit pepohonan atau kulit hewan sebagai bahan pakaian. Para prajurit yang mengenakan baju baja atau logam kita kenal juga dari buku-buku sejarah. Setelah mengenal tradisi menenun, manusia mulai memanfaatkan benang yang dipintal dari kapas, bulu domba, atau sutera untuk dijadikan kain sebagai bahan dasar pakaian. Kini, beragam bahan pakaian digunakan manusia untuk untuk melindungi atau menutup tubuhnya.
Sebuah studi di Universitas Florida, Amerika Serikat, memperkirakan bahwa manusia berpakaian sejak 170.000 tahun lalu. Manusia modern mulai berpakaian sekitar 70.000 tahun sebelum bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi dan beriklim lebih dingin. Migrasi itu sendiri terjadi kira-kira 100.000 tahun lalu.
Studi tersebut juga menduga bahwa manusia mulai mengenakan pakaian setelah kehilangan rambut pada tubuhnya. Peristiwa tersebut terjadi sekitar satu juta tahun lalu. Artinya, manusia pernah menjalani masa yang panjang tanpa rambut tubuh dan tanpa pakaian.
Pakaian Yunani Kuno
Setiap bangsa mengenal tradisi berpakaian pada masa yang berbeda sesuai dengan perkembangan kebudayaan masing-masing. Jauh sebelum memasuki abad masehi, bangsa Mesir, Persia, Yunani, dan Romawi sudah mengenal tradisi berpakaian. Sekitar 2000 Sebelum Masehi (SM), pakaian mulai dibuat dengan cara ditenun. Saat itu, bangsa Mesir sudah menenun kain linen. Pada era Persia Kuno, wanita sudah menggunakan celana panjang. Setelah berhubungan dengan bangsa Mesir dan Yunani, sekitar 200 SM, bangsa Romawi mulai mengenakan tunik linen (seperti kaus) di bawah jubah wol.
Pakaian Romawi Kuno
Manusia di Nusantara sendiri mengenal tradisi berpakaian sejak Zaman Batu Muda (Neolitikum). Saat itu, mereka telah dapat membuat pakaian dari kulit kayu yang sederhana yang telah diperhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Buktinya, di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lain ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah berpakaian.
0 komentar:
Posting Komentar